Saturday, September 25, 2010

Pengetahuan Am Burung Walet...

Assalamualaikum semua... sesiapa sahaja yang ingin menceburi bidang perladangan burung walet haruslahlah mengetahui ilmu2 perwaletan agar usaha yang akan dijalankan tidak menemukan kegagalan. Minggu lepas ada seorang sahabat bertanyakan Saif tentang pengetahuan asas seseorang jika ingin menceburi bidang walet ini. JOm zaZZZ...........sedikit sebanyak...mungkin dapat menolong....
'berusahalah kamu sebagaimana sang lebah membina istana mereka"
sepasang walet sedang mengawan di udara.
Pada saat masa perkawinan tiba burung walet biasa melakukan perkawinan di atas udara. Salah satu dari sepasang burung ini terbang di depan lawan jenisnya dan tiba-tiba menahan sayapnya membentuk sudut besar horizontal atau bahkan vertical. Burung ini akan meluncur turun ke depan sedangkan burung yang dibelakang mengejarnya. Kemudian sepasang burung ini akan terbang normal dengan posisi terbang pejantan di atas dan betina terbang agak dibawah. Kemudian burung jantan langsung hinggap di punggung burung walet betina tersebut dan sepasang burung ini pun terbang meluncur turun dengan sudut kecil. Burung betina merentangkan sayapnya secara horizontal dan burung jantan merentangkan sayapnya secara vertical membentuk sudut. Sepasang burung ini akan membentangkan sayap dan ekornya selama terjadi perkawinan. Jika ketinggian terbang rendah salah satu burung ini akan sedikit mengepakan sayapnya setelah beberapa detik mereka kembali berpisah.



menarik bukan... selain itu walet juga mengawan di dalam BH.
Perkawinan di sarang dilakukan pada malam hari. Sang betina memanggil burung walet jantan dengan suara cicitannya, setelah mendengar suara walet betina yang berahi, burung walet jantan akan menuju ke tempat burung walet betina dan hinggap di punggung betina. Pasangan burung walet ini kemudian merenggangkan sayapnya dan terjadilah perkawinan. Proses perkawinan di sarang ini akan berlangsung beberapa kali dalam semalam.
Proses pembuatan sarang dilakukan secara bergantian oleh burung jantan dan betina sebelum melakukan aktifitas kawin. Air liur dihasilkan dari kelenjar air liur (grandula saliva) yang membesar pada saat musim kawin.
Memilih Telur Walet

Telur yang dipanen terdiri dari 3 macam warna, yaitu :
- Merah muda, telur yang baru keluar dari kloaka induk berumur 0–5 hari.
- Putih kemerahan, berumur 6–10 hari.
- Putih pekat kehitaman, mendekati waktu menetas berumur 10–15 hari.
Telur walet berbentuk bulat panjang, ukuran 2,014×1,353 cm dengan berat 1,97 gram.



Biasanya walet akan bertelor sebanyak 2 biji.. Tetapi juga berlaku walet bertelor hanya 1 biji.. dan juga pernah terjadi 3 biji. Allah Maha Besar.

Sarang walet dibuat dengan menggunakan air liur yang diproduksi oleh kelenjar saliva. Sepasang kelenjar ludah (glandula salivales) ditemukan di bagian kerongkongan. Kelenjar ludah burung walet dewasa dalam keadaan aktif bisa mencapai lebar 3-4 mm dan panjang kurang lebih 5-6 mm. Dahulu sarang walet dianggap semacam jamur atau sarang yang terbuat dari rumput laut yang diproduksi oleh semacam burung laut.
Sarang walet pada dasarnya berwarna putih dan bersifat kenyal (tergantung kandungan air), berbau khas sepeti telur dengan bentuk menyerupai sampan dan terdiri dari serabut-serabut memanjang. Ujung-ujung sarang dan bagian sarang yang menempel pada dinding lebih keras, kurang kenyal dan berbentuk lembaran-lembaran. Di dalam sarang terdapat anyaman seperti jala yang berfungsi sebagai peletakan telur agar aman dan tidak mudah pecah yang biasa disebut kasuran.

sepasang anak walet yang berumur 1 minggu....
Anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan sangat lemah. Anak walet yang belum mampu makan sendiri. Induk walet akan menyuap makanan sebanyak 2-3x dalam sehari.
Setelah berumur ± 10 hari  bulu-bulu sudah tumbuh. 
Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang sudah siap terbang dan mengikuti cara terbang walet dewasa.


walet juga tidak boleh lari dari anugerah Tuhan..'albino'.... kebanyakan pengusaha walet memanggilnya ratu walet. (sepasang anak walet yang berumur 1 bulan)

sepasang anak walet yang berusia 40 hari..
Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang sudah siap terbang dan mengikuti cara terbang walet dewasa.


Ini pula sepasang anak walet yang telah berusia 45hari... sayap yang telah bersilang menandakan anak walet ini telah siap sedia untuk terbang meninggalkan sarang induk mereka.
Kemudian lebih kurang dalam masa 6 bulan mereka pula akan berkeluarga dan membina sarang pertama mereka didalam BH anda..

Pola pungut sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet

dengan beberapa cara, iaitu:

1) Pungut Rampasan

Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan iaitu jarak waktu pungut cepat, kualiti sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini tidak baik dalam perkembangan burung walet kerana tidak ada peremajaan. Kondisinya lemah kerana dipicu untuk terus menerus membuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil dan tipis kerana produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang dan bertelur.

2) Pungut Buang Telur

Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan iaitu dalam setahun dapat dilakukan pungut hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik kerana sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya.

3) Pungut Penetasan

Pada pola ini sarang dapat dipungut ketika anak-anak walet menetas dan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rosak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat.

Adapun waktu pungut adalah :

1) Pungut 4 kali setahun

Pungut ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang dipakai iaitu pungut pertama dilakukan dengan pola pungut rampasan. Sedangkan untuk pungut selanjutnya dengan pola buang telur.

2) Pungut 3 kali setahun

Frekuensi pungut ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah berjalan dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang dipakai iaitu, pungut tetasan untuk pungut pertama dan selanjutnya dengan pola rampasan dan buang telur.

3) Pungut 2 kali setahun

Cara pungut ini dilakukan pada awal pengelolaan, kerana tujuannya untuk memperbanyakkan populasi burung walet.

saifswift@yahoo.com
Phone : 0139889009
Swiftlets Training & Consultancy (Swiftlets Farming Solutions A-Z!)

No comments:

Post a Comment